Hati-hati, Obesitas Pengaruhi Kualitas Sperma

Ada berita terbaru dari negerinya Lionel Messi, tapi bukan berita tentang sepakbola, ini berkaitan dengan kehidupan pria dengan bobot lebih (Obesitas). Studi terbaru menunjukkan pria penderita obesitas cenderung memiliki sperma yang berkualitas rendah dibanding pria yang lebih kurus. Hal tersebut termasuk jumlah dan pergerakannya, dimana sperma berbobot lebih cenderung bergerak tanpa arah. Berbeda dengan sperma sehat yang berenang lurus menuju sel telur.


Berdasarkan jurnal Fertility and Sterility, peneliti asal Argentina mengambil sampel sperma atau semen dari 749 pria yang memiliki masalah kesuburan. Dari serangkaian tes, diketahui 155 pria obesitas memiliki lebih sedikit sperma aktif daripada pria berbadan kurus.

Pria berbobot lebih juga memiliki kadar rendah neutral alpha-glucosidase atau NAG, sebuah enzim yang disekresi menuju cairan di lapisan epididimis, di mana proses pematangan sperma terjadi. Konsentrasi NAG dalam semen dapat dijadikan indikasi sebaik apakah epididimis berfungsi.

Menurut Dr. Ana Carolina Martini, kepala ilmuwan Universitas Nasional Cordoba di Argentina, Rabu 17/02/2010 waktu setempat, sejauh yang mereka ketahui, penelitian mengenai efek buruk obesitas terhadap epididimis baru kali ini dilakukan. Lanjutnya lagi, kualitas sperma yang buruk tidak memiliki dampak signifikan terhadap kesuburan seseorang. "Seorang pria tidak lantas menjadi steril karena bobotnya berlebih,"katanya.

Untuk meningkatkan kualitas sperma, Dr. Ana Martini menganjurkan agar pria obesitas dapat menurunkan berat badan. Pasalnya, sejumlah penelitian sebelumnya menunjukkan, penurunan berat badan dapat memperbaiki ketidakseimbangan berbagai hormon yang terkait dengan obesitas.


Blog sehat bersama.....

Enter your email address:

dapatkan artikel terbaru dari kamiNews

0 komentar:

Posting Komentar

Daftar Blog Saya